Pelatihan Pembuatan Bioethanol

Dari Pelatihan Bioethanol Lahirkan  Pengusaha UMKM

KRISIS energy kini menjadi isu global. Oleh karena itu, pelaku usaha dan kalangan akademisi sekarang getol mencari energy altrnatif  guna mengurangi ketergantungan energy fosil yang tidak bisa diperbarui.Nah, salah satu tanaman budidaya yang berpotensi menjadi sumber energy alternative adalah singkong (ketela pohon). Sebetulnya ada tanaman lain yang juga punya potensi menjadi sumber energy alternative (biodiesel), yakni tanaman jarak  dan tanaman tebu bisa menghasilkan alkohol (bioethanol) dan spiritus.Khusus tanaman tebu belakangan juga menghadapi kendala karena pabrik gula (PG) di Pulau Jawa terancam kekurangan bahan baku akibat enggannya petani menanam tebu karena dianggap tidak lagi menguntungkan. Buntutnya, sejumlah PG harus ditutup karena terus merugi.Dipilihnya singkong gondoruwo (singkong tahunan) –selama ini tidak diusahakan secara komersial oleh petani dan hanya sebagai tanaman pagar—mengundang perhatian.
Politeknik Tristar dan Universitas Mojopahit (Mojokerto) untuk diolah menjadi bioethanol. Sehingga tanaman yang tidak dilirik petani, bakal menjadi primadona menggantikan kejayaan tanaman tebu.Menurut Direktur PT UMKM Indonesia, Ir Dwi Andriyanto, langkah Politeknik Tristar yang bersinergi dengan Universitas Mojopahit merupakan terobosan positif demi membangkitkan kegairahan petani dalam menekuni usaha taninya. Tentu saja, upaya mengomersialkan singkong gondoruwo patut diacungi jempol karena jenis singkong yang satu ini tidak diminati masyarakat karena tingginya kadar asam sianida (beracun).Namun kelebihan singkong jenis ini adalah produktivitasnya yang tinggi, karena satu pohon bisa menghasilkan 40-70 kg umbi. Jadi kalau diusahakan petani bisa dipanen 400 ton/hectare (ha) dengan populasi 10.000 pohon/ha.Dari pelatihan bioethanol yang diikuti sekitar 50 peserta di Kampus Universitas Mojopahit, Mojokerto –Minggu (21/11) dan Kamis (25/11)—setiap bahan baku 500-600 kg singkong  melalui proses fermentasi dan penyulingan mampu menghasilkan 100 liter bioethanol dengan kemurnian 90 persen, atau 150 liter bioethanol dengan kemurnian 80 persen.  Sedangkan produk sampingannya berupa ampas singkong bisa untuk pakan ternak atau diproses lebih lanjut menjadi pupuk organic. Kelebihan bioethanol selain harganya relative terjangkau (Rp 8.000 – Rp 9.000 per liter), juga bersih (ramah lingkungan) karena tidak berjelaga. Dari kajian ilmiah Fakultas Pertanian Universtas Mojopahit ,  penggunaan bioethanol lebih hemat ketimbang memakai bahan bakar minyak tanah (mitan), rasionya adalah 1:3. ”Artinya jika kita memasak menggunakan bahan bakar mitan habis tiga liter, namun kalau pakai bioethanol cukup satu liter saja,” kata Dwi Andriyanto yang juga pengajar di Politeknik Tristar Surabaya.




Kelebihan bioethanol sebagai energy alternative inilah yang menjadi daya tarik peserta pelatihan kemarin. Karena itu, peserta kursus bisa mengambil pelajaran langsung bagaimana tata cara budidaya singkong, mengolah, memroduksi sampai menjadi bioethanol.Selain itu, lanjut Adriyanto, peserta bisa mengembangkannya menjadi usaha mikro kecil menengah (UMKM) bioethanol karena modalnya tidak terlalu besar. Dengan modal Rp 46 jutaan, bisa menghasilkan keuntungan bersih Rp 7,8 juta perbulan dengan masa break event point (BEP) sekitar enam bulan. Dengan asumsi industry pengolahan singkong menjadi bioethanol ini menghasilkan 200 liter bioethanol perhari diperlukan bahan baku singkong 1.250 kg.   Kadin UMKM Jatim --yang getol sekarang mengkampanyekan integrated farming-- bisa menjembatani calon UMKM bioethanol dalam pengurusan izin usaha, permodalan (perbankan dan lembaga pembiayaan), akses pasar hingga pelatihan. Tristar sendiri juga siap berpartner dengan UMKM bioethanol karena lembaga yang bergerak di bidang pendidikan culinary, pariwisata dan perhotelan ini juga siap menampung dan memasarkannya ke luar Jawa.UMKM bioethanol yang jadi percontohan Kadin UMKM Jatim berada di Turen, Kabupaten Malang. Industri pengolahan bioethanol ini setiap hasil menghasilkan 500 liter bioethanol. Dalam sebulan (20 hari kerja) mampu memroduksi 10.000 liter bioethanol. Semoga langkah awal ini memberi dampak positif bagi masyarakat terutama petani di pedesaan. (aha)

Semoga. (aha)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Tristar Machinery - Toko Mesin Tristar mengatakan...

Info Pelatihan Produksi Bioethanol:
Politeknik Tristar.
Flexi:81639991
Hp; 085733691548
031-8480823.
Fax 031- 8432050.
Graha Tristar.
Jln. Raya Jemursari 240A & 244
Surabaya - Indonesia.

Posting Komentar